JAKARTA - Di Ciputat, pemandangan SPBU swasta bukan lagi deretan mobil yang antre menunggu giliran mengisi bensin. Sebagai gantinya, meja cokelat berisi kopi panas, roti, dan donat menyambut pengendara yang singgah.
Dua petugas SPBU yang biasanya sibuk memegang nozzle kini berdiri di pinggir jalan, bukan untuk menawarkan bahan bakar, melainkan secangkir minuman dan kudapan sederhana.
“Karena bensin sudah tidak ada lagi, jadi kami kuatin jualan makanan dan minuman,” kata Arif, salah seorang karyawan SPBU swasta di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (17/9/2025).
Langkah serupa terjadi di sejumlah SPBU Shell di Depok. Sejak akhir pekan lalu, pasokan bahan bakar jenis V-Power dan Super raib.
Pegawai menyebut hanya solar (diesel) yang masih tersedia. Akibatnya, area pengisian di SPBU Shell Sawangan, Pancoran Mas, tampak lengang tanpa antrean kendaraan.
“Habis, Mas. Ada cuma diesel,” ujar seorang petugas.
Inisiatif menjajakan kopi dan donat, kata Arif, murni datang dari para karyawan, bukan instruksi manajemen pusat.
Awalnya produk makanan dan minuman itu hanya diletakkan di dalam area SPBU, tetapi kurang menarik perhatian.
Belakangan meja digeser ke depan, lengkap dengan daftar menu sederhana. Strategi ini ternyata efektif: ada pengendara yang sengaja putar balik setelah melihat karyawan SPBU berjualan.
Bagi sebagian warga, situasi ini tentu mengecewakan. Banyak pengendara keluar dari SPBU dengan tangan kosong karena stok BBM nihil.
Namun ada pula yang memilih membeli kopi sebagai bentuk solidaritas.
“Kami support karena sama-sama pedagang juga. Jadi ya sudah, akhirnya saya beli aja,” kata Sunita, 35 tahun, warga Ciputat.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui kelangkaan BBM di SPBU swasta disebabkan keterbatasan kuota impor.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut pemerintah sudah menambah kuota impor sebesar 10 persen pada 2025, sekaligus meminta SPBU swasta berkolaborasi dengan Pertamina.
Sementara itu, di tengah kosongnya nozzle, donat dan kopi menjadi “BBM darurat” bagi para pengendara yang singgah. (git)