BUTON - Sudah hampir tiga pekan Bupati Buton, Alvin Akawijaya Putra, tak kelihatan batang hidungnya di kantor maupun rumah jabatan. Mahasiswa resah, warga ikut bingung, pamflet “orang hilang” pun tersebar di ruang publik.
Buton mendadak heboh. Laporan resmi mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke polisi, menyebut Bupati Alvin sebagai “orang hilang”. Surat tanda bukti pengaduan keluar pada 18 September 2025.
Ketua IMM Buton, Muhammad Muzli, menuding keberadaan Alvin tidak jelas.
“Tidak pernah terlihat di kantor dan rumah jabatan selama beberapa pekan,” katanya, dikutip video dari akun medsos.
Ketua HMI Buton, Yusmiati, mengamini. Dari keresahan itu, mahasiswa menempuh jalur hukum, sekaligus menempelkan pamflet orang hilang di sudut-sudut kota.
Alvin akhirnya angkat suara. Ia menampik tudingan menghilang.
“Saya dua minggu hari kerja di Jakarta, sebenarnya 20 hari. Kalau dihitung Sabtu-Minggu, total bisa sampai 24 hari,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025) dikutip akun medsos Alvin.
Alvin mengaku perjalanannya ke Jakarta adalah bagian dari tugas negara, khususnya mencari jalan keluar persoalan keuangan Kabupaten Buton.
“Kalau hanya duduk di kantor, tidak ada solusi yang bisa dicapai,” ucapnya.
Nama Alvin memang mencuri perhatian sejak Pilkada 2025. Usianya baru 29 tahun ketika memenangkan kontestasi dengan 35,86 persen suara.
Ia kader Partai NasDem sekaligus putra dari Ali Mazi, politikus kawakan yang pernah menjabat Gubernur Sulawesi Tenggara dua periode. (git)