Beranda / Berita / Liputan Khusus / Kisah Suram Pantai Tanjung Baw...
Liputan Khusus

Kisah Suram Pantai Tanjung Bawang Ketapang, Dulu Primadona, Sekarang Terlantar

Jalan menuju pantai pun nyaris tak terlihat—tertutup rumput liar, seolah ingin menghapus jejak, ikon pariwisata andalan yang terlupakan.

23 Agustus 2025
10 menit membaca
Admin
Kisah Suram Pantai Tanjung Bawang Ketapang, Dulu Primadona, Sekarang Terlantar

Penampakan dulu dan sekarang, Pantai Tanjung Bawang di ujung Desa Sukabangun Dalam, Kabupaten Ketapang sepi pengunjung. FOTO: IST

Bagikan:

Dulu ia bersolek menyambut tamu dari segala penjuru. Kini, Pantai Tanjung Bawang hanya menyisakan satu penanda keberadaannya—sebuah gerbang sunyi, menatap kosong ke semak belukar.

Lima tahun lalu, Pantai Tanjung Bawang di ujung Desa Sukabangun Dalam adalah primadona kecil yang menghidupkan denyut wisata lokal.

Gazebo berdiri megah, gertak kayu memanjang ke arah laut, ayunan kayu menanti tawa anak-anak, dan sesekali banana boat meluncur membawa riuh canda para pelancong.

Bahkan para lansia pun tak segan menjadikannya tempat untuk kegiatan posyandu.

Namun saat Jumat (22/8/2025), analiswarta.com mendatangi pantai ini.

Bukan debur ombak yang terdengar, melainkan desir angin menerobos semak belukar yang merajalela.

Saung dan gertak kayu kini tinggal cerita, hilang ditelan waktu dan air bah.

Jalan menuju pantai pun nyaris tak terlihat—tertutup rumput liar, seolah ingin menghapus jejak, bahwa dulu di pantai inilah , ekonomi warga lokal pernah berdenyut hidup dengan kehadiran ramainya pengunjung.

Siti Yulianti, warga Desa Sukabangun Dalam, menyaksikan langsung perubahan drastis itu.

“Sekarang Pantai dah amburadul am semenjak banjir dulu te. Papan gertak pun dah hanyut,” ujarnya, dengan logat Melayu Ketapang.

Nada suaranya getir, menyimpan rindu yang tak kunjung berbalas.

Ia mengingat betapa cantiknya pantai itu dulu. Ada lampu tenaga surya, gapura sambut pengunjung, dan pondok kecil di ujung gertak tempat menatap senja.

Kini, semuanya hanya tinggal kenangan. Lampu-lampu itu sempat dicuri, gertak tak lagi tersisa, dan pantai seolah menyerah.

Padahal, menurut Siti, jika dikelola dengan baik, Tanjung Bawang bisa menjadi aset desa.

“Kalau ramai orang wisata ke pantai, warga pun bisa buka warung.

Bisa jadi penghidupan jugak,” ucapnya penuh harap. Ia pun menyebutkan perlunya campur tangan serius dari dinas pariwisata.

“Tinggal dinas pariwisata lah gik camane care menciptakan taman pantai Tanjung Bawang bisa menjadi wisata yang asri gik.”( sri)

Tag:

Pantai Tanjung Bawang KetapangTerlantarDesa Sukabangun Dalam

Berita Terkait